
JAKARTA-Jagamerahputih.com — Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) 20-28 Januari 2025, Kejaksaan Agung menjadi lembaga paling dipercaya publik untuk memberantas korupsi. Hal itu dibuktikan dengan beberapa kasus besar seperti kasus PT Asuransi Jiwasraya, kasus PT Timah, serta dugaan korupsi yang terjadi di PT Pertamina Patra Niaga.
Dalam menanggapi hal tersebut, Pengamat Hukum dari Universitas Nasional (Unas) Ismail Rumadan mendukung upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan Kejaksaan Agung. Dia mengatakan, dibutuhkan komitmen dan dukungan tanpa henti dari publik untuk mendorong keseriusan pihak kejaksaan dalam mencegah praktik korupsi yang semakin merajalela.
Dia mengaku sempat khawatir dengan isu dalam pembahasan revisi Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang akan melemahkan kejaksaan dalam pemberantasan korupsi. Namun dia berharap hal itu tidak terjadi.
“Saya berharap kewenangan tidak dipretelinya, justru kewenangan penyidikan itu harus dijawab dengan kinerja yang semakin moncer. Harusnya fungsi penyidikan harus diperkuat khususnya kejaksaan yang sudah setel dan permanen,” kata Ismail dalam keterangan diterima, Jumat (28/3/2025).
Pria yang juga menjabat sebagai Peneliti pada Pusat Hukum BRIN ini juga meminta kejaksaan harus transparan dalam proses penegakan hukum dan jangan ada intervensi hukum dari kekuasaan demi kepentingan politik.
“Kejaksaan atau Jaksa Agung harus bersih dan tidak bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan yang lain,” minta dia.
Harus Steril
Ismail mengatakan Kejaksaan harus steril. Dia mewanti, rakyat akan marah ketika ada kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi atau pengusaha besar diistimewakan misalnya proses hukum diperlambat atau bahkan dihentikan, karena adanya kepentingan politik atau kekuasaan yang melindungi.
“Harus dibuktikan bahwa kejaksaan bukanlah alat yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan. Kejaksaan juga mesti steril dari praktik politik sandera yang dapat merusak institusi penegak hukum,” tegas Ismail.
Dia mendorong, Kejaksaan bisa terus menunjukkan sebagai garda terdepan dalam perang melawan korupsi dengan tidak membedakan siapa pun yang terlibat.Khususnya dalam perang melawan korupsi.
“Jangan kendur, apalagi lengah, karena koruptor punya ribuan jurus untuk mencari celah dan memukul balik. Kita tidak mau koruptor yang jadi pemenangnya, seorang jaksa harus punya integritas tinggi,” dia menandasi. (**)